Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM MENANGANI ANAK JALANAN

       Pekerja sosial dituntut untuk melakukan peran sesuai dengan kasus apa yang sedang ditanganinya, karena permasalahan yang dihadapi adalah anak jalanan maka setidaknya pekerja sosial melakukan empat peran yang mengacu pada Suharto (2011) terdiri dari peran sebagai perantara (broker roles), peran sebagai pemungkin (enabler roles), peran sebagai mediator (mediator roles) dan peran sebagai educator (educator roles). Peran Sebagai Perantara (broker roles) Peran sebagai perantara,pekerja sosial bertindak di antara klien atau penerima pelayanan dengan sistem sumber (bantuan materi dan non materi tentang pelayanan) yang ada di bandan/lembaga/pabti sosial. selain sebagai perantara, pekerja sosial juga berupaya membentuk jaringan kerja dengan organisasi pelayanan sosial untuk mengontrol kualitas pelayanan sosial tersebut. Peran sebagai broker muncul akibat banyaknya orang yang tidak mampu menjangkau sistem pelayanan sosial yang biasamya memiliki aturan penggunaannya yang kompleks

Faktor Penyebab Munculnya Anak Jalanan

  Faktor Penyebab Munculnya Anak Jalanan    Anak jalanan dilatarbelakangi kemiskinan dan faktor lingkungan sekitar. Faktanya memang sebagian berasal dari keluarga miskin. Sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Seharusnya dengan situasi seperti ini keluarga adalah benteng utama untuk melindungi anak -anak mereka. Namun faktanya berbeda,justru anak-anak dimanfaatkan untuk membantu mencari nafkah.    Seperti yang disebutkan dalam lagunya Iwan Fals “Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal”. Orang tua sengaja membiarkan anaknya mengemis,mengamen,dan berjualan. Bisa dikatakan bahwa keberadaan mereka di jalanan bukan kehendak mereka,melainkan keadaan,dan faktor keluarga. Bisa dilihat kesiapan menjadi orang tua sangat dibutuhkan. 

Upaya Pekerja Sosial Dalam Penanganan Anak Jalanan

 Upaya Pekerja Sosial Dalam Penanganan Anak Jalanan    Tahapan pelayanan sosial yang dilakukan pada umumnya yang meliputi penjangkauan, assessment, rencana pelayanan, persiapan kegiatan, kegiatan dan tahap terakhir adalah terminasi berikut penjelasannya. Penjangkauan Merupakan Tahap pertama yang mesti dilalui didalam pelayanan sosial yang diberikan kepada anak binaan oleh Yayasan. Adapun penjangkauan ditinjau dari perspkektif pekerjaan sosial menurut Max Siporin (1975 :193) merujuk kepada engagment,intake dan contract. Adapun Engagment merupakan suatu periode dimana pekerja sosial mulai berorientasi terhadap dirinya sendiri, khususnya mengenai tugas-tugas yang ditanganinya. Dalam hal ini, pekerja sosial yang bekerja dengan anak jalanan mulai berorientasi terhadap dirinya dan tugas-tugas mengenai anak jalanan yang ditanganinya. Lalu, proses ini diikuti dengan kontak awal pekerja sosial dengan penerima pelayanan dalam hal ini anak jalanan dan pihak-pihak terkait yang selanjutnya diikuti

Pengelompokan Anak Jalanan

 Pengelompokan Anak Jalanan    Menurut penelitian Departemen Sosial RI dan UNDP di Jakarta dan Surabaya (BKSN, 2000: 2-4), anak jalanan dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu: 1. Anak jalanan yang hidup di jalanan, dengan kriteria: a.     Putus hubungan atau lama tidak bertemu dengan orang tuanya b.     8 – 10 jam berada di jalanan untuk bekerja (mengamen, mengemis, memulung) dan sisinya menggelandang/tidur c.     Tidak lagi sekolah d) Rata-rata berusia di bawah 14 tahun          2. A nak jalanan yang bekerja di jalanan, dengan kriteria: a.     Berhubungan tidak teratur dengan orang tuanya b.     8 – 16 jam berada di jalanan c.     Mengontrak kamar sendiri, bersama teman, ikut orang tua atau saudara, umumnya di daerah kumuh d.     Tidak lagi sekolah e.     Pekerjaan: penjual koran, pengasong, pencuci bus, pemulung, penyemir, dll. f.      Rata-rata berusia di bawah 16 tahun.         3.  Anak yang rentan menjadi anak jalanan, dengan kriteria: a.     Bertemu teratur setiap hari/tinggal